BAB III
TEORI PENUNJANG
3.1
Teori Penunjang Umum
Dalam teori penunjang umum akan
disampaikan teori-teori umum yang berhubungan dengan sistem komunikasi satelit.
3.1.1
Satelit
Satelit adalah benda-benda yang
mengorbit lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis
satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah benda-benda
luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain
yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya Bulan adalah satelit Bumi.
Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda
lainnya misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
Macam-macam satelit
diantaranya :
1. Satelit Astronomi, adalah satelit yang digunakan
untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
2. Satelit Pengamat Bumi, adalah satelit yang
dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit. Satelit ini ditujukan untuk
penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, dan
pembuatan peta.
3. Satelit Navigasi, adalah satelit yang menggunakan
sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan
lokasi sebuah titik di permukaan bumi.
4. Satelit mata-mata,
adalah satelit yang juga berfungsi untuk mengmati bumi tetapi digunakan untuk
tujuan militer atau mata-mata.
5. Satelit Cuaca, adalah
satelit yang digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim di Bumi.
6. Satelit Komunikasi.
Dari keenam macam satelit tersebut
yang akan dibahas penyusun hanya satelit komunikasi saja. Satelit komunikasi
adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan untuk
telekomunikasi. Satelit berfungsi sebagai repeater
atau pengulang sinyal informasi yang ditempatkan di luar angkasa. Prinsip
kerjanya yaitu, antenna satelit menerima sinyal yang di pancarkan dari antenna
di stasiun bumi kemudian diperkuat dan dipancarkan kembali ke bumi dengan
frekuensi yang berbeda. Satelit komunikasi tersebut mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Sebagai stasiun pengulang (repeater)
2. Memperkuat frekuensi (radio frequency)
3. Merubah sinyal RF uplink stasiun bumi menjadi downlink
satsiun bumi.
3.1.2
Orbit Satelit
Teknologi satelit berawal dari
keterbatasan jarak untuk transmisi teresterial
(permukaan bumi). Pada dasarnya telekomunikasi melalui teresterial bisa dilakukan menjangkau seluruh permukaan bumi
apabila kita menempatkan tiga buah stasiun pengulang sinyal radio (relay station) di ruang angkasa pada
suatu jarak tertentu.
Stasiun relay (satelit) tersebut ditempatkan pada suatu lintasan yang
disebut orbit. Pembagian jenis orbit menurut jaraknya dari permukaan bumi
adalah:
1. Low Earth
Orbit (LEO)
Orbit ini dapat menjangkau keseluruh permukaan bumi secara merata, oleh
sebab itu orbit ini digunakan untuk satelit-satelit keperluan riset ilmu
pengetahuan, meteorologi/cuaca, militer, dan navigasi. Namun untuk keperluan
komunikasi, diperlukan sejumlah satelit agar hubungan komunikasi tetap konstan,
adapun karakteristiknya adalah sebagi berikut:
a. Tinggi Orbit : 200-3000 km diatas permukaan bumi
b. Peride Orbit : 1.5 jam
c. Kecepatan Putar : 27.000 km/jam
d. Waktu Tampak : < 15 menit
e. Delay Time : 10 ms
f. Jumlah satelit : 50
g. Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata,
System telekomunikasi bergerak (mobile)
contohnya satelit Iridium dan global star.
2. Medium
Earth Orbit (MEO)
Bentuk orbit ini unik, dimana sudut inclinasinya adalah 63 derajat, dan
untuk sekali putar dibutuhkan 12 jam. Untuk membentuk komunikasi yang kionstan
perku disusun beberapa satelit ( minimal 3 satelit ) yang saling bergantian.
Keuntungan dari orbit ini adalah dapat melampaui kutub utara dan selatan,
segingga orbit ini dipakai oleh system komunikasi satelit Soviet. Adapun
karakteristiknya adalah sebagai berikut :
a. Tinggi Orbit : Sekitar 6.000-12.000 km di atas
permukaan bumi
b. Periode Orbit : 12 jam
c. Kecepatan putar : 19.000 km/jam
d. Waktu tampak : 2-4 jam/hari
e. Delay Time : 80 ms
f. Jumlah Satelit : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata,
System telekomunikasi bergerak (mobile)
misalnya satelit Oddeysey dan ICO.
3.
Highly Elliptic Orbit (HEO)
Bidang orbit ini memotong bidang equator, dan
jaraknya dari permukaan bumi sejauh 35.800 km. Satelit yang terletak di orbit
ini kecepatannya sama dengan kecepatan bumi, oleh karena itu orbit ini disebut
juga orbit GEOSTASIONER. Karena satelit pada orbit ini kecepatannya sama dengan
kecepatan bumi, maka untuk keperluan komunikasi dapat berlangsung 24 jam.
Orbit ini banyak dipakai oleh satelit komunikasi
domestic maupun internasional. Untuk system INTELSAT, satelitnya berada pada
orbit ini. Untuk menjangkau keseluruhan permukaan bumi maka INTELSAT membagi
tiga kawasan yaitu Pacific Ocean Region,
Indian Ocean Region, dan Atlantic
Ocean Region. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut :
a.
Tinggi Orbit
: Sekitar 35.000-36.000 km di atas permukaan bumi
b.
Periode Orbit
: 24 jam
c.
Kecepatan
putar : 11.000 km/jam
d.
Waktu Tampak
: Selalu tampak (karena kecepatan putar satelit sama dengan kecepatan putar
bumi)
e.
Delay Time : 250 ms
f.
Jumlah
Satelit : 3
3.1.3
Polarisasi Satelit
Polarisasi satelit
merupakan arah rambatan gelombang transmit
atau gelombang receive satelit.
Polarisasi gelombang transmit dan receive satelit, terbagi menjadi dua
yaitu:
1.
Polarisasi
Linier
a.
Polarisasi Vertical, arah rambatan gelombang receive dan transmit satelit tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b.
Polarisasi Horizontal, arah rambatan gelombang receive dan transmit satelit sejajar terhadap permukaan bumi.
2.
Polarisasi Circular
a.
Putar kanan,
arah rambatan gelombang receive dan transmit satelit berputar searah jarum
jam.
b.
Putar kiri,
arah rambatan gelombang receive dan transmit satelit berputar berputar
berlawanan arah jarum jam.
3.1.4
Noise
Dalam dunia
komunikasi, baik komunikasi yang menggunakan kabel atau yang menggunakan udara
sebagai media transmisi pasti akan mengalami gangguan-gangguan dalam proses komunikasi.
Gangguan-ganguan ini biasanya disebut dengan noise atau derau. Noise
adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara), elektris, maupun
elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/elektronika) dalam
bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan.
Berdasarkan sumbernya,
noise bisa dibedakan menjadi dua
kategori yaitu:
1. Eksternal
Noise
Eksternal noiseadalah noise
yang dihasilkan dari luar alat atau sirkuit. Noise jenis ini tidak disebabkan oleh komponen alat dalam sistem
komunikasi tersebut. Ada 3 sumber utama noise eksternal yaitu:
a.
Atmospheric noise, yaitu ganguan elektris yang terjadi secara
alami, disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan atmosfer bumi. Noise
jenis ini bersumber dari kondisi elektris yang bersifat alami, seperti kilat
dan halilintar.
b.
Ekstraterrestrial noise, noise ini terdiri dari sinyal elektris yang dihasilkan
dari luar atmosfer bumi. Noise ini terkadang juga disebut deep-space noise. Noise ekstraterrestrial
bisa disebabkan oleh Milky Way
(galaksi Bima Sakti), galaksi yang lain, dan matahari. Noise ini pun bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu solar dan cosmic noise.
1)
Solar noise, dihasilkan langsung dari panas matahari dan juga aktifitas matahari.
2)
Cosmic noise, noise ini didistribusikan secara continue di sepanjang galaksi. Intensitas noise ini cenderung kecil karena sumber noise galaksi terletak lebih jauh dari matahari.
c.
Man-made noise, secara sederhana diartikan sebagai noise
yang dihasilkan oleh manusia. Sumber utama dari noise ini adalah mekanisme produksi, seperti komutator dalam motor
elektrik, sistem pembakaran kendaraan bermotor, alternator, dan aktifitas peralihan alat oleh manusia (switching equipment). Misalnya, setiap
saat dirumah penghuni sering mematikan dan menyalakan lampu memalui saklar,
otomatis arus listrik dapat tiba-tiba muncul atau terhenti. Tegangan dan arus
listrik berubah secara mendadak, perubahan ini memuat lebar frekuensi yang
cukup besar. Beberapa frekuensi itu memancar/menyebar dari saklar atau listrik
rumah. Noise karena aktifitas manusia
ini disebut juga impuls noise, karena
bersumber dari aktifitas yang berjalan dan terhenti (on/off) yang bersifat mendadak.
2. Internal
Noise
Internal noise adalah gangguan elektris yang dihasilkan alat
atau sirkuit. Ada 3 jenis utama noise
yang dihasilkan secara internal, yaitu:
a.
Thermal noise, noise ini berhubungan sengan perpindahan elektron yang
cepat dan acak dalam alat konduktor.
b.
Shot noise, noise jenis ini muncul karena penyampaian sinyal yang
tidak beraturan pada keluaran (output)
alat elektronik yang digunakan, seperti pada transistor dua kutub. Pada alat
elektronik, jumlah partikel pembawa energi (elekton) yang terbatas menghasilkan
fluktuasi (ketidaktetapan) pada arus elektrik konduktor. Shot noise disebut juga transistor
noise dan saling melengkapi dengan thermal
noise.
c.
Transit-time noise, Arus sinyal yang dibawa melintasi sistem masukan
(input) dan keluaran (output) pada alat elektronik, (misalnya
dari penyampaian (emitter) ke
pengumpul (collector) pada
transistor) menghasilkan noise yang
tidak beraturan dan bervariasi. Inilah yang disebut dengan transit-time noise. Noiseini terjadi pada frekuensi tinggi ketika
sinyal bergerak melintasi semikonduktor dan membutuhkan waktu yang cukup
banyak.
3.1.5
Sistem Komunikasi Satelit
Prinsip dasar
komunikasi satelit adalah system komunikasi radio dengan satelit sebagai
stasiun pengulang. Konfigurasi suatu system komunikasi satelit terbagi atas dua
bagian, yaitu Ruas Bumi (ground segment)
dan Ruas Angkasa (space segment).
Ruas bumi terdiri dari
beberapa stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan
penerima, sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal dari
stasiun bumi pengirim, kemudian memperkuatnya dengan mengirimkan sinyal
tersebut ke stasiun bumi penerima.
3.1.6 Stasiun Bumi (Hub)
TRANSCEIVER
Gambar Blok Diagram Stasiun Bumi
Sebuah hub terdiri dari outdoor unit dan indoor
unit.Outdoor unit sebuah HUB sama dengan VSAT, yaitu berupa antena,
bedanya, antena HUB ukurannya lebih besar dari antena VSAT. Fungsi dari outdoor unit ini adalah sebagai penerima
dan pengirim sinyal dari atau ke satelit. Ukuran diameternya berkisar antara
2-5 m untuk HUB kecil, 5-8 m untuk HUB menengah, dan 8-10 m untuk HUB ukuran
besar.
Indoor
unit dari sebuah HUB memiliki
fungsi yang relatif berbeda dengan indoor
unit VSAT. Dalam indoot unit HUB
bukan hanya terdiri dari elemen yang fungsinya untuk mengolah dan meneruskan
sinyal, tapi terdapat elemen yang berfungsi sebagai Network Management System (NMS) yang berupa sebuah unit komputer
yang terhubung secara virtual dengan
semua terminal VSAT yang dilayani oleh HUB tersebut. NMS ini berfungsi sebagai interface untuk melakukan fungsi-fungsi
oprasional dan administratif dalam sebuah system
jaringan VSAT. NMS workstation
terletak pada user data center.
Fungsi operasional yang dapat dilakukan dari NMS
antara lain adalah:
1.
Melakukan
konfigurasi jaringan VSAT, dengan menambah atau menghapus terminal VSAT,
frekuensi carrier, dan networking interface.
2.
Melakukan
fungsi controling serta monitoring terhadap status dan performance setiap terminal VSAT,
perangkat HUB-nya sendiri, dan juga semua data port yang terhubung dengan jaringan VSAT tersebut.
Fungsi administratif yang dilakukan NMS antara
lain adalah:
1.
Melakukan
fungsi pencatatan penggunaan jaringan, billing,
dan security jaringan VSAT.
2.
Melakukan
fungsi inventory jaringan, seperti
mencatat semua equipment yang
terhubung dengan jaringan serta konfigurasinya.
Dibawah ini adalah
perangkat dari OutDoor Unit (ODU).
Perangkat ODU adalah perangkat yang terletak diluar (Out Door), perangkat tersebut terdiri dari 8 perangkat yaitu:
1. Antena
Antena berfungsi untuk memancarkan gelombang radio
RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5.925 GHz –
6.425 GHz dan menerima gelombang radio RF satelit ke stasiun bumi yang mana
besar frekuensinya dari 3,7 GHz – 4,2 GHz. Antena yang dipakai dalam sistem
komunikasi satelit yaitu sebuah solid
dish antenna yang memiliki bentuk parabola.
2. Mounting
Antenna
Selain antena reflector
ada juga bagian antena yang berfungsi sebagai penyangga/penompang antenna reflector yaitu mounting atau ada juga yangmenyebut pedestial. Ada beberapa jenis mountingyang bisa digunakan dalam
instalasi antena, diantaranya:
a.
Mounting standar biasanya digunakan di tempat yang memiliki permukaan yang rata dan
luas, seperti pada dek beton.
b. Special
Mounting biasanya digunakan di
tempat yang permukaannya tidak rata dan tempat yang sempit, misalnya di tanah,
wuwungan, dan pada tembok.
3. FeedHorn
Sedangkan feedhorn
berfungsi untuk menerima sinyal yang dipantulkan dari reflector ketika receive
dan menyebarkan sinyal ketika transmit.
Salah satu bagian dari reflector
adalah OMT ( Orthomode Transducer )
berfungsi sebagia pemisah antara pemancar dan penerima.
4. LNA dan
LNB
Jarak satelit pada orbit geostasioner dengan bumi ± 36.000 km. Disebabkan oleh jauhnya jarak
satelit ini maka sinyal yang diterima stasiun bumi lebih kecil dibandingkan
dengan noisenya. Untuk itu diperlukan
suatu perangkat yang dapat menguatkan sinyal sekaligus menekan noise. Perangkat tersebut adalah LNA ( Low Noise Amplifier). Selain LNA juga
ada LNB ( low Noise Block ).
LNA dan LNB termasuk kedalam perangkat penerima ( Receiver )dengan frekuensi kerja 3.700
MHz – 4.200 MHz (C-Band). Input adalah sinyal yang berasal dari
antena melalui feedhorn sedangkan outputnya dihubungkan kepada receiver RF pada SSPA. LNA dan LNB
adalah perangkat aktif, perbedaannya LNA hanya dapat melakukan penguatan saja
sedangkan LNB selain melakukan penguatan juga melakukan double convertion dari C-Band
ke frekuensi IF.
5. RFT ( Radio Frequency Transmitter)
Memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.
Sebagai SSPA,
penguat sinyal (Gain) TX fan RX. RFT menguatkan sinyal TX (uplink) yang berasal dari modem menguatkan sinyal RX (downlink) yang berasal dari LNB.
b.
Sebagai up converter, RFT mengubah frekuensi IF
( 52 MHz - 88 MHz ) berasal dari modem yang menjadi frekuensi C-Band uplink ( 5,925 MHz – 6,425 MHz ),
selanjutnya dipancarkan kepada SSPA.
c.
Sebagai down converter, RFT mengubah frekuensi C-Band downlink (3.700 MHz – 4.200 MHz )
berasal dari LNB menjadi frekuansi IF ( 52 MHz – 88 MHz ) dan selanjutnya
dipancarkan kepada modem.
d.
Memberikan
tegangan DC kepada LNB. Bagian RX, RF pada RFT mengeluarkan tegangan antara 13
V DC sampai dengan 18 V DC.
6. CPR
CPR merupakan sebuah alat yang berufngsi untuk
sinyal uplink RF carier ke feedhorn yang
langsung disebarkan ke seluruh permukaan antena.
7. TRF
TRF adalah kepanjangan dari Transmit Reject Filter merupakan waveguide dengan LFP (Low
Pass Filter) yang berdekatan dengan LNA. Fungsinya yaitu agar sinyal receive tidak terganggu oleh sinyal transmit dan juga meredam noise sekecil mungkin dari sinyal yang
diterima.
8. Kabel
IFL
Kabel IFL adalah kepanjangan dari Inter Facility Link berfungsi sebagai
penghubung antara perangkat IDU dengan perangkat ODU. Ukuran standar kabel
yaitu 100,200,300 feet. Dan jenis
kabel yang digunakan coaxial, UTP,
STP, dan lain-lain.
Dibawah ini adalah perangkat dari Indoor Unit(IDU). Modem merupakan perangkat
indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi
kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesizer. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52 MHz sampai 88 MHz
dengan frekuensi center 70 MHz.
Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari
sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial
yang ada. Teknik modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi
dengan sistem PSK ( Phase Shift Keying
).
Memiliki beberapa fungsi yaitu:
1.
Modulator,
mengubah sinyal baseband (sinyal
data) menjadi sinyal analog (sinyal carier)
dengan frekuensi 52 MHz – 88 MHz (frekuensi IF).
2.
Demodulator,
mengubah sinyal analaog (sinyal carier)
52 MHz – 88 MHz menjadi sinyal baseband (sinyal
data).
3.1.7 Link
Komunikasi Satelit
Dalam link komusikasi satelit terdapat dua
lintasan utama, yaitu uplink dan downlink. Uplink merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan downlinkmerupakan lintasan dari satelit
ke stasiun bumi. Dalam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa digunakan pada topologi multipoint to point., sedangkan untuk downlink bisanya menggunakan topologi ponit to multipoint ( broadcast
). Hubungan dalam komunikasi satelit dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Uplink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit.
2.
Downlimnk, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi.
3.
Inter Satelite Link ( ISL, yaitu lintasan komunikasi antara dua
satelit ).
3.1.8 Parameter
Link Komunikasi Satelit
Dengan parameter ini, persyaratan teknik yang
harus dipenuhi oleh sistem dapat ditentukan, yang pada akhirnya dapat diperoleh
rancangan sistem dengan kualitas sinyal sesuai dengan yang diharapkan.
Parameter link tersebut terdiri dari tujuh bagian, yaitu:
1. Penguatan
Antena
Penguatan Antena adalah perbandingan daya yang
dipancarkan dengan diterima dalam tiap satuan luas pada arah tertentu oleh
suatu antena dengan daya yang dipancarkan dan diterima dalam luas yang sama
dengan menggunakan antena.
2. Daya
Pancar Isotropis Efektif ( EIRP )
EIRP ( Equivalent
Isotropic Radiated Power ) merupakan parameter yang menunjukan nilai
efektif daya yang dipancarkan dari antena yang memiliki penguatan sendiri.
3. Redaman
Ruang Bebas ( FSL )
Redaman ruang bebas atau FSL ( Free Space Loss ) dipengaruhi oleh jarak
stasiun bumi ke satelit dan besarnya frekuensi carrier yang digunakan dalam transmisi
radio.
4. Daya
Sinyal Pembawa
Daya Sinyal Pembawa ( carrier ) sering juga disebut sebagai ReceiveSignal Level atau RSL.
3.2.1 VSAT
VSAT atau Very Small Aperature Terminaladalah
suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminal-terminal stasiun bumi
satelit kecil yang menggunakan antena berdiameter antara 0,9 meter sampai
dengan 3,8 meter yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun
suara via satelit. VSAT merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
telekomunikasi untuk daerah-daerah yang belum terjangkau dengan transmisi teresterial.
Dengan munculnya VSAT, sistem komunikasi satelit
saat ini selain melayani pengguna bisnis juga dapat melayani pengguna personal
(rumah). VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan
bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM (Automated Tellr Machine). Penggunaan infrastruktur jaringan
telekomunikasi VSAT oleh perusahaan ataupun instansi pemerintah yang memiliki
kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dirasakan lebih
efektif dibandingkan tekhnologi microwave
maupun jaringan kabel. Selain kurang efektif, jaringan micriwave maupun kabel juga kurang efisien karena instalasinya
memakan waktu lama dan menelan biaya besar. Keduanya sangat rentan terhadap
gangguan, sedangkan cakupan arenanya pun sangat terbatas karena kendala
georafis. Penggunaan satelit juga dapat meminimalisir gangguan eksternal karena
tidak lagi dipengaruhi oleh faktor jarak. Kalaupun terjadi gangguan, hal itu
akan jadi lebih mudah diidentifikasi dan diatasi, dibandingkan dengan transmisi
teresterial.
3.2.2 Keuntungan
dan Kerugian VSAT
Dalam sistem VSAT terdapat beberapa keuntungan dan
kerugian yang dapat kita pertimbangkan diantaranya sebagai berikut:
1.
Keuntungan
VSAT
a.
Jangkauan
luas, karena menggunakan satelit GEO, maka untuk menjangkau seluruh permukaan
bumi cukup digunakan 3 buah satelit.
b.
Fleksibel,
terminal VSAT dapat ditambah dan dikurangi dengan mudah dan cepat serta dapat
dipasang dimana saja, tidak ada masalah dengan jarak.
c.
Bandwidth yang digunakan dalam komunikasi satelit cukup lebar, cocok untuk koneksi
suara, video, dan data.
d.
Pembangunan
infrastrukturnya relatif lebih cepat untuk daerah yang lebih luas dibanding
teresterial.
e.
Komunikasi
dapat dilakukan baik point to point
maupun point to multipoint secara broadcasting, multicasting.
f.
Karena bit akses tinggi dan bandwidth yang lebar, VSAT dapat
dipasang dimana saja selama dalam jangkauan satelit.
g.
Sangat cocok
untuk daerah terpencil yang penduduknya jarang dan belum mempunyai akses atau
infrastruktur telekomunikasi.
h.
Mudah dalam maitenance, dan jika terjadi masalah
dapat segera diatasi.
2.
Kerugian VSAT
a.
Untuk
melewatkan sinyal, besarnya throughput
akan terbatasi karena delay propagasi
satelit geostasioner. Kini berbagi
teknik protocol link sudah
dikembangkan sehingga dapat mengatasi problrm tersebut. Diantaranya penggunaan foward error correction yang menjamin
kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
b.
Waktu yang
dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah
sekitar 250 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40
milisecond. Hal ini desebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu
dari bumi ke satelit lalu dari satelit kembali lagi ke bumi. Satelit
geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 km dari permukaan bumi.
c.
Curah hujan
yang tinggi, semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin
tinggi redaman karena curah hujan. Saat ini band
frekuensi yang banyak dipakai untuk aplikasi broadcasting adalah S-band,
C-band, dan Ku-band. Untuk daerah
Indonesia dengan curah hujan yang tinggi, Ku-band
akan sangat mengurangi avabilability
link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah yang subtropics dengan curah hujan yang
rendah penggunaan Ku-band cakan
sangat baik.
d.
Sun outage, adalah kondisi yang terjadi pada saat bymi, satelit, dan matahari berada
pada satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosyncronous
berada di garis equator atau garis khatulistiwa (di ketinggian 36.000 km dari
permukaan bumi) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interverensi
sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan
komunikasi dengan stasiun bumi atau Hub
.
3.2.3 Jenis –
Jenis VSAT
VSAT memiliki beberapa jenis, yaitu:
1.
VMS ( Vsat Multi Service )
Merupakan sistem komunikasi data melalui satelit
dengan menggunakan antena parabola berukuran kecil (diameter 1,8 meter) yang
dikendalikan oleh suatu stasiun pengendali (Hub).
Sesuai dengan namanya Vsat Multi Service,
VMS dapat digunakan untuk komunikasi data, suara, gambar, dan video.
Jaringan VSAT menghubungkan lokasi-lokasi yang ingin berkomunikasi antar remote secara point to multipoint melalui stasiun pengendali (Hub). Di tiap remote stasiun, komputer dan perangkat pelanggan ke terminal VSAT
melalui perangkat DIU (Digital Indoor
Unit). Suatu protocol berbasis data – paket menghubungkan stasiun
pengendali dan stasiun remote,
memberikan aliran transmisi data yang
efisien dan bebas kesalahan. VMS menggunakan satelit Palapa C2 pada transponder 9H untuk berkomunikasi.
Gambar Satelit Palapa C2
2.
VSAT Net
Jenis komunikasi VSAT Net, dapat digunakan untuk
berhubungan antara terminal VSAT (remote)
yang satu ke terminal VSAT yang lainnya dengan menggunakan stasiun pusat bumi
atau disebut Hub yang berfungsi
sebagai pengendali jalannya komunikasi antar remote. Pada VSAT Net terdiri dari dua topologi, yaitu topologi meshuntuk komunikasi voice tanpa melalui Hub, dan topologi star
untuk komunikasi data yang harus melalui Hub
untuk menjaga keutuhan dan kebenaran data. Dilihat dari hal tersebut maka dalam
melakukan komunikasi VSAT Net menggabungkan kedua topologi tersebut tidak
secara terpisah dan langsung seperti VSAT Link melainkan harus melalui stasiun
menggunakan satelit Telkom T1 pada transponder
4V untuk berkomunikasi.
Transimi dan penerima suatu remote yang mempunyai kekuatan rendah karena diameter antena yang
kecil akan di transfer ke stasiun Hub yang memiliki kekuatan transmisi dan
penerima yang besar untuk dikirim ke remote
lain, sehingga dapat berkomunikasi.
3.
VSAT Link
Merupakan sistem komunikasi data melalui satelit
yang menggunakan tekhnologi SCPC (Single
Carrier Per Channel). Layanan VSAT Link dapat digunakan untuk komunikasi
data, gambar dan video. Di tiap lokasi, komputer dan perangkat pelanggan
dihubungkan melalui modem satelit ke terminal VSAT dengan diameter parabola 2,4
meter – 4,5 meter. VSAT Link ini menggunakan jenis komunikasi point to point yang berarti komunikasi
antar remotenya langsung tanpa
melalui Hub. VSAT Link menggunakan
satelit Palapa C2 pada transponder 3V
untuk berkomunikasi.
3.2.4 Topologi
VSAT
Topologi atau arsitektur jaringan menunjukan
bagaimana VSAT (remote) terkoneksi dengan
stasiun bumi (Hub) atau dengan VSAT (remote) lainnya. Ada beberapa topologi
yang digunakan oleh VSAT dalam berkomunikasi, diantaranya:
1.
Topologi
Point to Point
Dalam topologi ini sebuah stasiun bumi hanya akan
dilayani oleh sebuah stasiun bumi saja. Topologi ini merupakan yang paling
sederhana karena hanya melibatkan dua buah stasiun bumi saja. Konfigurasi ini
biasanya menggunakan system SCPC (Single
Carrier Per Channel). Konfigurasi ini dapat mendukung satu hubungan dalam
satu waktu karena hanya ada satu carrier
pada frekuensi (Carrier tidak
berkompetisi dalam mencapai satelit), sehingga konfigurasi ini tidak
memerlukan metode akses.
Keuntungan dari konfigurasi ini adalah tidak
adanya delay, sehingga komunikasi
dapat berjalan setiap saat. Tetapi hal ini akan mengakibatkan pemborosan
terhadap daya pancar dan penggunaan transponder
satelit yang kurang efektif karena untuk menciptakan Link komunikasi, carrier akan
terus memancarkan walaupun tidak ada informasi yang ingin disampaikan serta
pemakaian satu bandwidth oleh satu carrier akan sangat tidak efektif dan
memakan biaya.
Gambar Topology Point to
Point
2.
Topologi
Point to Multipoint
Topologi ini biasanya memiliki stasiun bumi (Hub) yang memancarkan carrier untuk diterima oleh beberapa remote VSAT. Hub hanya perlu memancarkan satu carrier saja untuk diterima oleh semua remote.
Gambar Topology Point to
Multipoint
3.
Topologi Mesh
Pada topologi ini, semua remote VSAT harus mampu membuat koneksi dengan remote VSAT lain. Ini berarti remote
VSAT harus memancarkan sinyal carrier
sebanyak jumlah remote VSAT yang
terhubung dengan jaringan tersebut, sehingga setiap remote harus memiliki n-1 modem. Ini akan menjadi masalah jika remote VSAT yang tehubung cukup banyak.
Gambar Topology
Mesh
4.
Topologi Star
Pada topologi ini remote VSAT yang akan melakukan hubungan dengan remote lain melalui stasiun Hub, sehingga akan terjadi dua kali Hop yang mengakibatkan delay time akan menjadi dua kali lebih
besar dari topologi mesh yang tidak
menggunakan Hub. Topologi ini
memiliki keunggulan dalam hal efisiensi Bandwidth
Transponder satelit dan dalam penghematan daya pancar.
Gambar Topology
Star
3.2.5 Aplikasi
VSAT
1.
Aplikasi VSAT
Receive only :
a.
Stock market & news broadcasting
b.
Training & distance learning
c.
Distribusi financial trends & analisis
d.
Memperkenalkan
produk baru pada lokasi pasar yang terpisah secara geografis
e.
Update data pasar, berita, dan catalog (harga)
f.
Distribusi
video dan program tv
g.
Distribusi
musik ke toko dan area publik
h.
Relay iklan
ke papan elektronik di toko retail
2.
Aplikasi VSAT
Transmit/Receive
a.
Transaksi Interaktif berbasis komputer
b.
Aplikasi dan backbone internet
c.
Video Teleconferenicing
d.
Database inquiries
e.
Bank transactions
f.
ATM (Automatic Teller Machine)
g.
Reservation system
h. Distributed
remote process control & telemertri
i.
Komunikasi
suara dan Voip (Voice Over Internet
Protocol)
j.
Transfer elektronik pada point –of – sale
k. Medical
data transfer
l.
Sales monitoring & Stock control
3.2.6
Modem HUGHES HX50
Dalam instalasi
Vsat Multi Serviceada beberapa modem
tipe Hughes yang dapat kita gunakan yaitu, HN7700, DW7000, dan HX50. Dibawah
ini adalah spesifikasi dari modem
Hughes HX50 yang akan digunakan dalam instalasi dan konfigurasi VMS.
LED
|
Tampilan
|
Keterangan
|
LAN
|
Nyala
|
Terhubung ke PC atau Switch
|
Berkedip cepat
|
Ada proses transfer
data
|
|
Transmit
|
Nyala
|
Normal
oprasinal
|
Berkedip cepat
|
Ada proses kirim frame
|
|
Mati
|
Tidak transmit
|
|
Receive
|
Nyala
|
Normal
Oprasinal
|
Berkedip cepat
|
Ada proses terima frame
|
|
Mati
|
Tidak receive
|
|
System
|
Nyala
|
Normal
oprasional
|
Mati
|
Link down
|
|
Power
|
Nyala
|
Normal
oprasional
|
Berkedip
|
Konfigurasi default
|
|
Mati
|
Tidak mendapat tegangan listrik
|
Gambar HX 50 Tampak Depan Gambar HX 50 Tampak Belakang
Gambar
Modem HX 50 Tampak Samping
Spesifikasi Modem HX50 :
a.
Teknis Interface
·
Dua 10/100 BaseT Ethernet LAN RJ45 ports
·
Satu serial port (RS-422 atau RS-232)
b.
Fitur-fitur
·
Quality of service fetures include:
·
On-demand constant bit rate (CBR) sevices
·
Minimul CIR with steps to maximum rate (Rate
limiting)
·
Minimul CIR with best to maximum rate (Rate limiting)
·
Best sevices-weighted fair queueing
·
Class-based weighted prioritization
·
Bandwidth allocation
·
Supports both preassigned (static) assigment and
dynamic assigment
·
Idle remotes can be to release all network
recourse
c.
Spesifikasi
satelit & antena
·
Information Rate (Receive or HX System Outbound
Channel): Up to 121 Mbps
·
Information rate (Transmit or HX Inbound Channel):
Up to 3.2 Mbps
·
Symbol Rate (Receive): 1 to 45 Msps (in 1 Msps
steps)
·
Symbol Rate (Transmit): 128,256,512,1024 ksps
·
Frequency Range: C-band, Extended C-band, Ku-band,
& Ka-band
·
Modulation (Receive): QPSK or 8PSK
·
Modulation (Transmit): OQPSK
·
BUC Radio:
Ø
1 and 2 watt Ku-band
Ø
2 watt C-band
Ø
1,2,and 3 ½ watt Ka-band
d.
HX50 Mechanical
·
Berat: (IDU): 4.8 lbs (2.18 kg)
·
Dimensi (IDU): 11.5” W x 1.8” H x 11” D
·
(29.21 cm W x 4.7 cm H x 27.94 cm D)
·
Suhu Operasi: IDU: + 320F (00C)
to + 1040F (+400C)
·
ODU: -220F (-300C) to + 1310F
(+550C)
·
Input power: 90 to 264 VAC; 50 to 60 Hz
·
DC power supply (optional): 12 to 24 VDC
makasih banyak, bermanfaat banget:)) semoga selalu dilancarkan urusannya aamiin
AntwoordVee uit