Komponen
Jaringan VSAT
A. HUB
STATION
Hub
mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah server
Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator jaringan
untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat
keras dan komponen-komponen perangkat lunak. Operator dapat memonitor,
memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing-masing
VSAT. NMS workstation terletak pada user data center.
Stasiun hub
terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan peralatan
baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbond data.
Pada jaringan private terdedikasi, hub ditempatkan bersama dengan fasilitas
data-processing yang dimiliki user. Pada jaringan hub yang dibagi-bagi, hub
dihubungkan ke data center atau peralatan user dengan menggunakan sirkuit
backhaul terrestrial.
Peralatan RF
terdiri atas antenna, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-converter,
dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena, subsistem RF hub pada umumnya
dikonfigurasi dengan redundancy 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri dari IF
combiner/divider, modulator dan demodulator, juga peralatan pemroses untuk
antarmuka channel satelit dan antarmuka peralatan pelanggan. Unit antarmuka
satelit menyediakan kontrol komunikasi menggunakan teknik multiple akses yang
sesuai.
Sistem Hub
VSAT
Unit
peralatan pelanggan menyediakan antarmuka ke peralatan host pelanggan dan
emulasi protokol. Peralatan baseband pada hub dirancang dalam gaya modular
untuk mendapatkan pertumbuhan jaringan yang mudah dan pada umumnya diberikan
dengan skala 1:1 atau 1:N redundant configuration.
Berdasarkan
keperluannya, HUB terbagi menjadi dua jenis :
1.Dedicated
Hub
- Hub dimiliki dan digunakan sepenuhnya oleh jaringan sebuah perusahaan.
- Jaringan VSAT merupakan aset perusahaan dan sepenuhnya dikontrol dan diatur oleh perusahaan.
- Letak Hub biasanya dikantor pusat perusahaan.
- Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat mahal.
2.. Shared
Hub
- Jaringan VSAT dimiliki dan dioperasional oleh operator VSAT.
- Sebuah Hub digunakan bersama oleh beberapa perusahaan kecil.
- Perlu koneksi ke Hub karena lokasi Hub diluar perusahaan.
- Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pengguna jaringan VSAT relatif murah karena cukup mengeluarkan biaya sewa saja.
Penjelasan
lebih detail mengenai Hub Station akan dilanjutkan pada bagian tersendiri.
B. REMOTE
STATION
Komponen
Remote VSAT
Sebuah
remote VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut.
Outdoor Unit
(ODU)
Terdiri atas
antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT).
a. Antena
Antena
berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena yang dipakai
dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki
bentuk parabola.
Fungsi
antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :
- Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
- Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian
antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan
antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 – 3,8 meter. Ukuran dish
sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.
Antena VSAT
Feedhorn
dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga.
Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau
mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik
komponen pasif microwave.
b. RFT
RFT dipasang
pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri
atas:
o Low
Noise Amplifiers (LNA)
LNA
berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui
antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz).
Lemahnya
sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut:
- Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya.
- Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
Untuk dapat
memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur
yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50
dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan
4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).
Salah satu
jenis LNA yaitu Parametrik LNA. Parametrik LNA yaitu LNA yang menggunakan
penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat transistor biasa pada
tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric amplifier) memberikan penguatan
15 sampai dengan 20 dB dan penguatan transistor memberikan penguatan 35 sampai
dengan 40 dB, sehingga total penguatannya sebesar 55 dB.
o Solid
State Power Amplifier (SSPA)
SSPA
berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak
yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar
(transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde
Gega Hertz.
Tujuan
penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi
5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada
suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan
daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.
Ada hal yang
perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi tinggi ,
diantaranya :
- Besar daya output yang dihasilkan
- Lebar band frekuensi yang harus dicakup
- Pengaruh intermodulasi yang muncul
- Input dan output Back – off
Up / Down
Converter
Perangkat
ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up
converter dan sebagai down converter.
1. Up
Converter
Berfungsi
untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi
menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link
(5,925 – 6,425 GHz).
Up Converter
2. Down
Converter
Berfungsi
untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi sinyal
Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.
Down
Converter
Indoor Unit
(IDU)
Modem VSAT
merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi
adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang
dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz sampai
88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses
memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke
perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem
satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).
Contoh Modem
Satelit
Lebih jauh
lagi fungsi dari Modulator dan Demodulator yakni:
Modulator
Modulator
berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat
teresterial kedalam sinyal IF 70MHz yang dihasilkan dari dalam modem.
Diagram Blok
Modulator
Pada proses
modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian diteruskan ke
bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I
dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang sama tetapi
memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian
dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan sinyal IF
termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya oleh bagian TX
control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di bagian belakang modem.
Demodulator
Demodulator
menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan melakukan demodulasi pada
sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.
Digram blok
Demodulator
Pada proses
demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain AGC. Rangkaian AGC
ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan didemodulasi.
Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter.
Sinyal IF
yang sudah disesuaikan levelnya kemudian dicampur dengan sinyal dari sintisiser
sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini dikuatkan dan
difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D converter sehingga
didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital diteruskan ke
bagian interface dan diteruskan ke port interface.
Pemilihan
modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah modem
dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol yang dapat ditangani,
dan banyak interface port yang dapat didukung.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan modem sebagai berikut:
- Link
Budgets. Meyakinkan bahwa perlengkapan RF akan menyediakan kebutuhan topologi
jaringan dan modem satelit yang digunakan link Budget memperkirakan stasiun
bumi dan satelit EIRP yang dibutuhkan.
- Equivalent
Isotropically Radiated Power (EIRP), yaitu tenaga yang ditransmisikan dari
objek yang ditransmisikan. Satelit EIRP dapat didefinisikan sebagai jumlah dari
tenaga output amplifier satelit, dan tenaga output dari antena satelit (selisih
antara tenaga masuk dan tenaga keluar)
Perhitungan
level sinyal melalui sistem ( Stasiun bumi asal – satelit – stasiun bumi
penerima ) untuk memastikan kualitas layanan yang harus dilakukan terutama
untuk pembentukan link satelit.
Proses
Transmisi Sinyal Satelit
1. Data yang
akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu memasuki modem.
Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini menggunakan teknik PSK.
Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan gelombang frekuensi informasi ke
dalam gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk dibawa ke media
transmisi.
2. Setelah
data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat yang disebut RFT
( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat Up dan Down Converter.
Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up Converter ini
berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekwensi menengah IF (Intermediate
Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal yang
dihasilkan adalah 5925 – 6425 MHz.
3. Proses
selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang berfungsi sama
dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat diterima oleh satelit.
4. Sinyal
masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit dengan
antena.
Blok Diagram
IDU-ODU
Proses
Receive Sinyal Satelit
1. Antena
menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian dipantulkan
ke feedhorn.
2. Dari
Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki LNA (Low Noise Amplifier). Dimana LNA ini
berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal yang diterima.
3. Dari LNA
sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk mentranslasikan
sinyal RF menjadi sinyal IF.
4. Setelah
memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem untuk
melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan untuk
memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya.
5.Informasi
yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke perangkat user
seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.
C. SATELIT
Satelit
Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk
satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi.
Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit
geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan
bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut
selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
Gambaran
Visual Satelit Indonesia
Sesuai
dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk
menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak
dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan
sebanyak 180 satelit.
Bagaimana
pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan
satelit secara bersama-sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit
secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30
km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan
menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi
dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari
antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen
angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit, mengatur
peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian mengoperasikan
satelit-satelit ini secara komersial.
Fungsi utama
satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau repeater
dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Penerima sinyal
Transponder
menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.
- Translasi frekuensi
Frekuensi
dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda, dikenal
sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak ada
feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.
- Penguatan
Transponder
juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah
transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit untuk
satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas
12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi
vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band
frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency
Band
|
Uplink
(GHz)
|
Downlink
(GHz)
|
C-Band
|
5.925
sampai 6.425
|
3.700
sampai 4.200
|
Ext-
C-Band
|
6.725
sampai 7.025
|
4.500
sampai 4.800
|
Ku-Band
|
14.000
sampai 14.500
|
10.950
sampai 11.700
|
Pada
komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal
RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF
yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .
Up Link dan
Down Link
Di dunia
Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band dapat
mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau
Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak
sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan
masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:
Frekuensi
|
Keunggulan
|
Kekurangan
|
C-Band
|
· World
wide availability
·
Teknologi yang termurah
· Tahan
dari redaman hujan
|
· Antena
berukuran relatif lebih besar
· Rentan
terhadap interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave
|
Ku-Band
|
·
Kapasitas relatif besar
· Antena
berukuran relatif lebih kecil (0,6 – 1,8 m)
|
· Rentan
dari redaman hujan
·
Availability terbatas (faktor regional)
|
Pada intinya
satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi.
Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas
dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking